TUGAS
MANAJEMEN KELAS DI SD
Tentang
Belajar dan Mengajar
Disusun
oleh :
PENI YURISMAN
(1620178)
DOSEN
Pengampu
Yessi Rifmasari, M.Pd
Kelas : 7.5 PGSD
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ADZKIA
PADANG
2019
A. Belajar
dan Mengajar
1.
Pengertian
Belajar
Menurut
Vygotsky (1978 : 134) berpendapat bahwa belajar adalah suatu kegiatan
kontruktivsme dimana siswa merupakan subjek belajar aktif yang menciptakan
struktur-struktur kognitifnya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Menurut Dewey
(1993) dalam belajar pengetahuan merupakan pengalaman pribadi yang di
organsasikan dan di bangun melalui proses belajar bukan dari guru.
Dari
beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat di simpulkan bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau
psikis yang dilakukan oleh seseorang di lingkungan sekitarnya sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang tentunya bersifat positif yang berbeda
antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
2.
Pengertian
Mengajar
Menurut Dewey
(1993) mengajar merupakan upaya
menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui
keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar
Kemudian pengertian mengajar juga
diungkapkan oleh Gagne (Sanjaya, 2011) yang menyatakan bahwa “instruction is a
set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated”.
Sehingga mengajar atau “teaching” menurut Gagne disini guru berperan
penting selama mengajar dimana guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
selama terjadinya pembelajaran
Dari pengetian mengajar di atas,
maka dapat di simpulkan bahwa mengajar ialah adanya komunikasi
dari pendidik ke peserta didik sebagai usaha menanamkan dan memberikan
informasi baik berupa pengetahuan juga keterampilan kepada peserta didik
mengenai hal yang sebelumnya tidak diketahui.
B.
Prinsip
belajar dan mengajar
Menurut Piaget yang di kutip oleh Page (1990) ada
empat prinsip
belajar
aktif, yaitu:
1. siswa
harus membangun pengetahuannya sendiri sehingga menjadi bermakna,
2. cara
belajar yang paling baik adalah jika mereka aktif dan berinteraksi dengan objek
yang konkrit,
3. belajar
harus terpusat pada siswa dan bersifat pribadi,
4. dan
interaksi sosial dan kerja sama harus diberi peranan penting dalam kelas.
Menurut Von Glasserfeld (1989) Teori konstruktivisme
meletakkan dasarnya pada dua prinsip seperti
1. prinsip
pertama, bahwa pengetahuan tidak secara pasif diterima tetapi secara aktif
dibangun oleh subyek yang sadar dan yang kedua fungsi dari kognisi adalah
adaptif dan mengorganisasi dunia pengalaman, bukan pencarian realita ontologis.
2. Prinsip
kedua mempunyai pengertian bahwa fungsi dari kognisi bukannya menemukan
realitas objektif yang sudah ada tetapi menyesuai-kan konsep realitas yang
diajukan dengan sesuatu yang berdasarkan pengalaman. Murid bukan memindahkan
pengetahuan dari dunia eksternal ke dalam memori mereka seperti pada pandangan
tradisional, tetapi mereka membangun dengan menginterprestasikan dunia
berdasarkan pengalaman dan struktur pengetahuannya secara terus-menerus.
C.
Keterampilan
keterampilan Mengajar
Keterampilan
dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki
oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas
mengajar secara efektif, efisien dan profesional).
Dengan
demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan
atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar
dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan
dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih
dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja,
tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional,
karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
D.
Tujuan
keterampilan mengajar
1. supaya
guru atau tenaga pendidik dapat memahami hakikat keterampilan dasar
mengajar yang dapat dipratikkan di dalam kelas,
2. mengidentifikasi
jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dan terampil menerapkan setiap jenis
keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kuaitas proses dan hasil
pembelajaran.
3. Dengan
memiliki pemahaman ini seorang guru akan mempunyai persiapan mengajar yang baik
dalam menguasai bahan pengajaran, mampu memilih metode yang
tepat serta bisa memberikan penguasaan kelas yang baik.
4. untuk
membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan
pembelajaran.
E.
Macam-Macam
Keterampilan Mengajar
1. Keterampilan
membuka pelajaran
Kebanyakan guru dalam melakukan kegiatan membuka
pembelajaran yang rutin dilakukan seperti menenangkan kelas, mengisi daftar
hadir, menuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran, guru biasanya langsung
masuk ke inti pelajaran. Kegiatan atau tingkah laku
guru tersebut tidak mencerminkan kegiatan membuka pelajaran.
Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan membuka pelajaran itu. Selanjutnya Wingkel dalam
Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa:
Membuka
pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental
dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang dipelajari.
2. Keterampilan
menutup pelajaran
Komponen
keterampilan menutup pelajaran meliputi:
a) Meninjau
kembali dengan cara merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
b) Mengevaluasi
dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan keterampilan,
meminta siswa mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang lain, mengekspresikan
pendapat siswa, dan memberikan sosal tertulis
3. Keterampilan
menjelaskan
a. Penjelasan
dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir jam pertemuan, tergantung keperluan,
b. Penjelasan
harus relevan dengan tujuan pelajaran,
c. Penjelasan
dapat diberikan apabila ada pertanyaan dari siswa atau direncanakan oleh guru,
d. Materi
penjelasan harus bermakna bagi siswa, dan
e. Penjelasan
harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa
4. Keterampilan
mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian
tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi
ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
5. Keterampilan
Bertanya
a. Bisa meningkatkan partisipasi siswa
secara penuh dalam proses pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa, sebab berpikir itu sendiri padahakikatnya bertanya.
c. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu
siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban.
d.
Memusatkan siswa pada masalah yang
sedang dibahas
6. Penguatan
(inforcement) dalam pembelajaran dapat dibedakan
kepada dua jenis, yaitu penguatan verbal dan non verbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang
diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan atau
kata-kata koreksi. Melalui kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung dan
berbesar hati sehingga akan merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif belajar.Sedangkan
yang dimaksud dengan penguatan nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan
melalui bahasa isyarat.
7. Keterampilan
mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan
sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam
tiga kelompok atau komponen, yaitu:
b. Variasi
dalam gaya mengajar.
c. Variasi
dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, serta
d. Variasi
dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Daftar Rujukan
Vygotsky, L.S.1978. Mind In Society : The Development Of Higher Psychological Processes. Cambridge,MA : Havard University Press
Dewey, J. 1993. How We Think. Boston: D.C. Healt
Page, M. 1990. Active Learning : Historical And Contemporary Perspectives. Unpublishing Doctoral Paper : University Ofmassachusetts. ERIC Document Ed.338-339
Von Glaserfeld, E. 1989. Learning As Contructive Activity. Dalam Husen, T And Postlethwaite, N. (Eds.), International Encyclopedia Of Education (Sumpplementary Vol) (Pp.162-163) Oxford : Permagon Press