Selasa, 27 Agustus 2019


RINGKASAN MATERI KEL 7

Tentang
Prinsip- Prinsip Disiplin Kelas

          A.    Pengertian Disiplin Kelas
Disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun (asymas’udi, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (yogyakarta: pt tigaserangkai, 2000). 
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Disiplin pada hakekatnya adalah pernyataan sikap, mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
           B.   Bentuk- Bentuk  Disiplin Belajar Siswa

1.      Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar
Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.
Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.
Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

2.      Disiplin terhadap pemanfaatan waktu

a.       Cara mengatur waktu belajar.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.
Pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.
b.      Pengelompokan waktu.
Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.
c.       Penjatahan waktu belajar.
Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut
·     Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur, belajar, makan, mandi olah raga dan lain-lain.
·       Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
·    Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajar dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
·     Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar denganhasilterbaik.
·    Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

3.      Disiplin terhadap tugas.

           a). Mengerjakan tugas rumah
Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
b). Mengerjakan tugas di sekolah
Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi.

4.      Disiplin terhadap tata tertib.
Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.
Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertip sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.





Daftar rujukan
 AsyMas’udi.2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PT Tiga Serangkai.

Oemar Hamali. 2005. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito

Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta



RINGKASAN MATERI KELOMPOK 6

Tentang
Faktor-Faktor Mempengaruhi Belajar Di Kelas

A.    Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

1.      Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

a.       Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat,s akit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya,dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.
Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik debngan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
b.      Intelegensi (kecerdasan)
Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cendrung baik sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah. 

c.       Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat memang diakui sebagai kemamapuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.
memiliki bakat menggambar, maka tidak akan pernah mencapai prestasi untuk bidang tersebut. Dalam kehidupan di sekolah sering tampak bahwa seseorang yang mempunyai bakat dalam bidang olahraga, umumnya prestasi mata pelajaran lainnya juga baik.
d.      Minat
Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa  lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin beser minat. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan datang dari hati sanubari.
Minat yang besar terhadap sesuatu  merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai  atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cendrung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
e.       Motivasi
Menurut Neoehi Nasution, Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendororng seseorang untuk melakukan sesuuatu. Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik), yaitu dorongan yang datang dari sanu bari umumnya karena kesadaraan akan penting nya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman, dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah, atau semangat.

f.       Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor psiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan.

g.      Kemampuan Kognitif (Konsep Diri)
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Disini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh individu bersangkutan. Konsep diri berkembang dari pengalaman seseorang tentang berbagai hal mengenai dirinya sejak ia kecil, terutama yang berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadap dirinya.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan unutk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusian terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele pada anak didik, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik. Kemungkinan kecilnya kesalahan persepsi anak bila penjelasan ini diberikan itu mendekati objek yang sebenarnya.
2.      Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)
a.    Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

b.    Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata-tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata-tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah.

c.    Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal dilingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangfat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar menjadi berkurang.

d.   Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu-lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya, bila bangunan penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu-lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.

B.     Mengatur Kondisi Kelas Dan Iklim Belajar Siswa
Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya.
pengaturan kondisi kelas dan iklim belajar di pengaruhi oleh :
1.      Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Ruang tempat belajar harus memungkinkan para peserta didik dapat bergerak leluasa tidak berdesak-desakan sehingga tidak saling menggangu satu sama lainnya pada saat terjadi aktivitas pembelajaran.

2.      Tempat Duduk Siswa Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal.tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa.

3.      Ventilasi dan pengaturan cahaya  Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptamya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.

4.      Pengaturan penyimpanan barang-barang  Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.Tentu saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodik harus dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut. Baik dari pencurian maupun barang-barang yang mudah meledak atau terbakar. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penciptaan lingkungan fisik tempat belajar adalah kebersihan dan kerapihan. Seyogyanya guru dan siswa turut aktif dalam membuat keputusan mengenai tata ruang, dekorasi dan sebagainya. 

C.     Kondisi Yang Mempengaruhi Iklim Belajar
1.    Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan sesuatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya siswa tapi bukan benci siswa itu sendiri.

2.    Suara guru
 Suara guru, bukanlah faktor yang besar  tapi turut mempengaruhi dalam belajar. Suara yang melengkung tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak yang agak jauh, ini mengakibatkan suasana akan gaduh. Keadaan seperti itu, juga membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak perhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran. Mereka akan lebih berani mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan sendiri dan lain sebagainya. Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan siswa mendengarkanya.

3.    Pembinaan hubungan baik
Pembinaan hubungan baik (report ) antara guru dan siswa dalam masalah manajemen kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru – siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistic, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan serat terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.

4.    Kondisi Organisasi
 Kegiatan rutin yang secara organisasi yang dilakukan baik tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah akan dapat mencegah manajemen kelas. Dengan kegiatan secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Disamping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu.




DAFTAR PUSTAKA

 Djali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah2002. Psikologi Belajar. Jakarta : CV Rineka Cipta.

Lukmanul Hakim.  2010. Perencanaan Pembelajaran. Bandung :CV Wacana Prima



RINGKASAN MATERI KELOMPOK 5

Tentang
UPAYA DALAM KELAS DAN UPAYA PEMECAHANNYA

           A.   Latar Belakang Masalah
Kelas adalah tempat berlangsungnya pembelajaran yang didalamnya terdapat guru yang menyampaikan materi pada peserta didik dalam waktu yang sama.

          B.    Kebijakan Penanganan Masalah Dalam Kelas
Kebijakan dalam penanganan masalah dalam kelas dengan cara :
1.         melakukan pendekatan terhadap siswa
2.         pencarian data tentang masalah
3.         melakukan konsultasi secara pribadi

Untuk dapat menangani masalah pengelolaan kelas secara efektif, guru hendaknya mampu : (lalu Muhammad Azhar 1993:92)

a.  Mengenal secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok.
b.  Memahami pendekatan yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah tertentu.
c.    Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.

       Ahmad rohani (2004: 127) berpendapat bahwa Dimensi pencegahan dapat merupakan              tindakan guru dalam mengatur lingkungan belajar, mengatur peralatan, dan lingkungan sosio               emosional

          a.  Kondisi dan situasi belajar mengajar
1.   Kondisi fisik : ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, pengaturan tempatduduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengaturan penyimpanan barang barang, 
2.        Kondisi sosio emosional: tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru, pembinaan raport, 
3.   Kondisi organisasional : pergantian pelajaran, guru berhalangan hadir, masalah antar peserta didik, upacara bendera, dll

         b.  Disiplin dan tata tertib
1.      Memahami disiplin
2.      Sumber sumber pelanggaran disiplin
3.  Penanggulangan pelanggaran disiplin: pengenalan peserta didik, melakukan tindakan korektif, melakukan tindakan penyembuhan,
4.      Tertib ke arah siasat.

        C.  Macam-Macam Permasalahan Dalam Manajemen Kelas
                       Menurut Mulyadi timbulnya masalah dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh                  beberapa faktor diantaranya:

  1.     Faktor guru
             Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas yang berasal dari guru diantaranya:

              a.  Tipe kepemimpinan guru yang otoriter
Tipe kepemimpinan guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang otoriter dan kurang demokratis akan meumbuhkan sikap agresif atau pasif dari murid-murid. Kedua sikap murid ini merupakan sumber masalah manajemen kelas.

              b.  Format belajar mengajar yang monoton
Format belajar mengajar yang monoton akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Format belajarn yang tidak bervariasi dapat menyebabkan para siswa bosan, kecewa, frustasi dan hal ini merupakan pelanggaran disiplin.

                c. Kepribadian guru
Seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap adil, hangat, objektif dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah manajemen bagi siswa.

   d. Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku siswa dan latar  belakangnya.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru dengan sengaja memahami siswa dan latar belakangnya.Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah manajemen dan pendekatan manajemen baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis.

2.    Faktor siswa
Kekurangsadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas dapat merupakan faktor utama penyebab masalah manajemen kelas.

3.    Faktor keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga, seperti tidak patuh pada disiplin, tidak tertib, kebebasan yang berlebihan ataupun dikekang berlebihan akan menyebabkan siswa melanggar disiplin di kelas.

4.    Faktor fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu problema yang terjadi pada manajemen kelas.

             D. Solusi Dalam Mengatasi Permasalahan Manajemen Kelas
Untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan kelas di atas, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan,diantaranya sebagai berikut:

a.    Behavior – Modification Approach (Behaviorism Apparoach)
                    Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa perilaku baik dan buruk individu merupakan hasil belajar.Upaya memodifikasi perilaku dalam mengelola kelas dilakukan melalui pemberian positive reinforcement (untuk membina perilaku positif) dan negative reinforcement (untuk mengurangi perilaku negatif). Namun demikian, dalam penggunaan reinforcement negatif seyogyanya dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak tepat malah hanya akan menimbulkan masalah baru.

b.    Socio-Emotional Climate Approach (Humanistic Approach)
                  Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa proses belajar mengajar yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara peserta didik – guru dan atau peserta didik – peserta didik dan guru menduduki posisi penting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik. Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru (realness, genuiness, congruence); menerima dan menghargai peserta didik sebagai manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri (emphatic understanding).

c.    Group Process Approach
                  Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa pengalaman belajar berlangsung dalam konteks kelompok sosial dan tugas guru adalah membina dan memelihara kelompok yang produktif dan kohesif. Richard A. Schmuck & Patricia A. 

d.   Pendekatan Otoriter
                  Pandangan yang otoriter dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan guru untuk nienciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa ke arah disiplin.

e.    Pendekatan Permisif
                 Pendekatan yang primisif dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan pengajar yang memaksimalkan kebebasan peserta didik untuk melakukan sesuatu.

f.     Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan
                 Sekali lagi pengajar memandang peserta didik telah mampu melakukan sesuatu dengan prosedur yang benar.“Biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas”, demikian pegangan pengajar dalam mengelola kelas.Lebih kurang menguntungkan lagi kalau selama peserta didik bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugas sendiri dan pada saat waktu habis baru ditanyakan atau disusun.Percaya atau tidak bahwa hasil bekerja peserta didik belum memadai dan kurang terarah Akibat yang sering terjadi peserta didik merasa telah benar dengan tingkah laku dalam pengerjaan tugas, telah bertanggung jawab dalam kelompok atau kelas itu.





Daftar Rujukan

   Lalu Muhammad Azhar.1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya : Usana Offset

Ahmad Rohani, 2004 Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Almasawi,Dkk. 2010. Masalah-Masalah Dalam Manajemen Kelas.