Sabtu, 24 Agustus 2019


RINGKASAN  MATERI KELOMPOK 3

        A.    Pengertian Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelasPengelolaan merupakan terjamahan dari kata “management”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.  Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dalam hal ini tidak terkait pengertian ruangan kelas.Pandangan beliau dalam pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, meskipun peristiwa itu terjadi di ditempat lain, dimana siswa sedang berkerumun belajar tentang hal yang sama, dari fasilitator yang sama
Menurut Oemar Hamalik, kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapatkan pengajaran dari guru
Jadi dapat di simpulkan Manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.

     B.     Sikap Guru dalam Manajemen Kelas
                       Untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas hendaknya guru bersikap           seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2006 : 185) yaitu:
1.    Hangat dan antusias, guru yang hangat dan akrab pada siswa akan menunjukkan antusias     pada tugasnya,
2.   Menggunakan kata – kata, tindakan, cara kerja dan bahan – bahan yang menantang akan   meningkatkan kegairahan siswa untuk belajar,
3.    Bervariasi dalam penggunaan alat atau media pola interaksi antara guru dan siswa,
4.   Guru luwes untuk mengubah strategi mengajarnya,
5.  Guru harus menekankan pada hal – hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal – hal yang negatif
6.   Guru harus di siplin dalam segala hal

     C.    Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Salah satu tugas guru sebagai pendidik di sekolah adalah sebagai menajer. Seorang guru harus mampu memimpin kelasnya agar tercipta pembelajaran yang optimal. Fasilitas dan kondisi kelas merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Padmono (2011, 23) fasilitas kelas (instrumental in put) berkaitan erat dengan terciptanya lingkungan belajar (environmental in put) kondusif sehingga murid dengan senang dan sukarela belajar. Penataan fasilitas dapat menjadi pendorong jika diorganisir secara baik. Di sinilah peran guru SD dapat terlihat, adapun peran guru dalam memenej kelas agar tercipta pembelajaran yang efektif sebagai berikut:

             1. Peran Guru Dalam Pengorganisasian Kelas
Organisasi kelas yang tepat akan mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusif. Pengorganisasian kelas ini pada dasarnya bersifat lokal, artinya organisasi kelas tergantung guru, kelas, murid, lingkungan kelas, besar ruangan, penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita ketahui pada saat ini penataan kelas secara tradisional yang menempatkan satu meja guru berhadapan dengan meja kursi siswa. Kelas yang ditata secara tradisional tersebut menempatkan guru sebagai pusat kegiatan dan sentra perhatian murid tampak sebagai objek pengajaran bukan sebagai subjek yang belajar. Akibatnya aktivitas sebagian besar dilakukan guru sedang murid hanya pasif menerima.

             2.  Peran Guru Dalam Pengaturan Tempat Duduk
Penataan kelas sebagaimana diuraikan pada pengorganisasian kelas ditata fleksibel yang mudah diubah sesuai pembelajaran yang akan dikembangkan guru. Penataan tempat duduk dapat berbentuk :

             a.  Seating chart
Penempatan murid dalam kelas dibuat suatu denah yang pada satu periode waktu tertentu dapat diubah sesuai tuntunan pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh guru, sehingga perkembangan dan pertumbuhan murid tidak terganggu. Penataan tempat duduk yang didesain dalam chart dapat digambar sendiri oleh murid atau sekelompok murid secara bergilir, sehingga keterbatasan penataan tempat duduk secara tradisional ini dapat diminimalkan pengaruh buruknya. Penataan dan gambar desain dilaksanakan secara bergilir, sehingga setiap kelompok mempu menuangkan idenya dan mengembangkan iklim demokrasi di kelasnya, sehingga sikap menghargai pendapat orang lain dengan menghilangkan pandangan mereka sendiri.

             b.  Melingkar
Model duduk seperti ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok, sehingga ada modifikasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa.

             c.  Tapal kuda
Model ini sesuai untuk melaksanakan diskusi kelas yang dipimpin oleh guru atau ketua diskusi yang dipilih siswa. Diskusi kelas akan meningkatkan keberanian dibanding keberanian yang hanya muncul pada kelompok kecil.

           3.  Peran guru dalam pengaturan alat-alat pelajaran
Alat-alat pelajaran dapat klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain: Menurut kedudukannya; alat pelajaran dibedakan atas permanen dan tidak permanen. Permanen jika alat pelajaran tersebut diletakkan di kelas secara terus menerus, misalnya: listrik, papan tulis, dan sebagainya. Alat pelajaran tidak permanen atau yang bergerak (movable) yaitu alat pelajaran yang dapat dipindah, misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin, peta, dan sebagainya.

            4.  Peran guru dalam pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Motto yang menyatakan “bersih adalah sehat dan rapi adalah indah” merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Setiap manusia memiliki cita rasa keindahan walaupun derajat keindahannya berbeda. Keindahan akan memberikan rasa nyaman dan membuat anak betah tinggal di tempat tersebut. Kelas yang diharapkan mengundang anak untuk betah berada di dalamnya hendaknya dijaga kebersihan dan keindahannya. Guru memiliki peran untuk mengorganisir siswanya agar dapat mendesain kelasnya menjadi kelas yang indah. Keindahan dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
a.         menata ruangan menjadi rapi, misalnya; menata alat pelajaran sesuai kelompoknya, menata buku sesuai tinggi buku, tebal buku, dan kelompok buku, penataan alat pelajaran permanent yang sesuai dengan ruangan. Desain interior yang harmonis akan merangsang anak untuk tenggelam dalam suasana akademik (Immersion). Anak yang tenggelam dalam lautan ilmu pengetahuan akan mengalami pembelajaran secara alamiah, nyata, langsung, dan bermakna,
b.         penataan meja guru, gambar-gambar merupakan factor pendukung tercapainya ruangan yang rapid an indah.

D.       Macam-Macam  Pendekatan Manajemen Kelas,
a.         Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter adalah pendekatan yang memandang manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama adalah mengendalikan perilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah yang paling tahu dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.

b.         Pendekatan Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Perbedaan pendekatan intimidasi dan pendekatan otoriter adalah jika pendekatan otoriter adalah pendekatan yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu diantaranya seperti hukuman kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, dan menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan perintah guru.

c.         Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya.

                  d.    Pendekatan Buku Masak
Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang berbentuk rekomedasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam melakukan manajemen kelas.

               e. Pendekatan Instruksional
Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan pada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajemen kelas yang efektif adalah hasil dari perencanaan pengajaran yang bermutu. Peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.

             f.  Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Menurut pendapat ini, alasan peserta didik berperilaku menyimpang adalah karena peserta didik telah belajar berperilaku tidak sesuai, atau peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai.

              g. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan iklim sosio-emosional berakar pada psikologi penyuluhan klinikal, dan karena itu memberikan arti penting pada hubungan antar pribadi. Pendekatan ini dibangun atas dasar pendapat bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar pribadi dan iklim kelas. Oleh karena itu tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif serta meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.

            h.   Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan proses kelompok didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut:
                  1.     kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas,
                  2.     tugas pokok guru adalah menciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktif,
                  3.     kelompok kelas adalah suatu system sosial yang mempunyai ciri yang terdapat pada semua sistem sosial, dan
                  4.     pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan.

             i.   Pendekatan Eklektik
Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoretis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik.

             j.   Pendekatan Analitik Pluralistik
Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan pada guru untuk memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dirasa mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis.





Daftar Rujukan

Syahza Almasdi, 2009. Model-Model Pembelajaran, FKIP UNRI, Riau.

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nursalim A.R, 2011. Manajemen Kelas  Pekanbaru: Zanafa Publishing.


8 komentar:

  1. Pendekatan seperti apa yg bisa membuat siswa termotivasi dalam belajar?

    BalasHapus
  2. Materinya bagus, dan bermanfaat bagi pendidik dan jugaaa peserta didiknya

    BalasHapus
  3. Terima kasih kepada mela yang sudah bertanya, menurut saya pendekatan otoriter karena Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban kelas dengan menggunakan strategi pengendalian

    BalasHapus
  4. Trimakasih atas informasinya dalam manajemen kelas, mater ini sangat bermanfaat untuk saya

    BalasHapus
  5. Materinya bangus kak, membantu sekali...

    BalasHapus