RINGKASAN MATERI KELOMPOK 3
A. Pengertian Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan
merupakan terjamahan dari kata “management”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia
disebutkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar
sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dalam
hal ini tidak terkait pengertian ruangan kelas.Pandangan beliau dalam
pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta
didik yang sedang belajar, meskipun peristiwa itu terjadi di ditempat lain, dimana
siswa sedang berkerumun belajar tentang hal yang sama, dari fasilitator yang
sama
Menurut Oemar Hamalik, kelas adalah suatu
kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapatkan
pengajaran dari guru
Jadi dapat di
simpulkan Manajemen
kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif
dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
B. Sikap Guru dalam Manajemen Kelas
Untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas
hendaknya guru bersikap seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2006 : 185) yaitu:
1.
Hangat dan antusias, guru yang hangat dan akrab pada siswa
akan menunjukkan antusias pada tugasnya,
2. Menggunakan kata – kata, tindakan, cara kerja dan bahan –
bahan yang menantang akan meningkatkan kegairahan siswa untuk belajar,
3.
Bervariasi dalam penggunaan alat atau media pola interaksi
antara guru dan siswa,
4. Guru luwes untuk mengubah strategi mengajarnya,
5. Guru harus menekankan pada hal – hal yang positif dan
menghindari pemusatan perhatian pada hal – hal yang negatif
6. Guru harus di siplin dalam segala hal
C. Peran
Guru dalam Manajemen Kelas
Salah
satu tugas guru sebagai pendidik di sekolah adalah sebagai menajer. Seorang
guru harus mampu memimpin kelasnya agar tercipta pembelajaran yang optimal.
Fasilitas dan kondisi kelas merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Menurut Padmono (2011, 23) fasilitas kelas (instrumental in
put) berkaitan erat dengan terciptanya lingkungan belajar (environmental in
put) kondusif sehingga murid dengan senang dan sukarela belajar. Penataan fasilitas
dapat menjadi pendorong jika diorganisir secara baik. Di sinilah peran guru SD
dapat terlihat, adapun peran guru dalam memenej kelas agar tercipta
pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
1. Peran
Guru Dalam Pengorganisasian Kelas
Organisasi
kelas yang tepat akan mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusif.
Pengorganisasian kelas ini pada dasarnya bersifat lokal, artinya organisasi
kelas tergantung guru, kelas, murid, lingkungan kelas, besar ruangan,
penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita ketahui pada saat ini penataan kelas
secara tradisional yang menempatkan satu meja guru berhadapan dengan meja kursi
siswa. Kelas yang ditata secara tradisional tersebut menempatkan guru sebagai
pusat kegiatan dan sentra perhatian murid tampak sebagai objek pengajaran bukan
sebagai subjek yang belajar. Akibatnya aktivitas sebagian besar dilakukan guru
sedang murid hanya pasif menerima.
2. Peran
Guru Dalam Pengaturan Tempat Duduk
Penataan kelas sebagaimana diuraikan pada pengorganisasian kelas ditata
fleksibel yang mudah diubah sesuai pembelajaran yang akan dikembangkan guru.
Penataan tempat duduk dapat berbentuk :
a. Seating
chart
Penempatan
murid dalam kelas dibuat suatu denah yang pada satu periode waktu tertentu
dapat diubah sesuai tuntunan pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh guru,
sehingga perkembangan dan pertumbuhan murid tidak terganggu. Penataan tempat
duduk yang didesain dalam chart dapat digambar sendiri oleh murid atau
sekelompok murid secara bergilir, sehingga keterbatasan penataan tempat duduk secara
tradisional ini dapat diminimalkan pengaruh buruknya. Penataan dan gambar
desain dilaksanakan secara bergilir, sehingga setiap kelompok mempu menuangkan
idenya dan mengembangkan iklim demokrasi di kelasnya, sehingga sikap menghargai
pendapat orang lain dengan menghilangkan pandangan mereka sendiri.
b. Melingkar
Model
duduk seperti ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok,
sehingga ada modifikasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
c. Tapal
kuda
Model
ini sesuai untuk melaksanakan diskusi kelas yang dipimpin oleh guru atau ketua
diskusi yang dipilih siswa. Diskusi kelas akan meningkatkan keberanian
dibanding keberanian yang hanya muncul pada kelompok kecil.
3. Peran
guru dalam pengaturan alat-alat pelajaran
Alat-alat
pelajaran dapat klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain: Menurut
kedudukannya; alat pelajaran dibedakan atas permanen dan tidak permanen.
Permanen jika alat pelajaran tersebut diletakkan di kelas secara terus menerus,
misalnya: listrik, papan tulis, dan sebagainya. Alat pelajaran tidak permanen
atau yang bergerak (movable) yaitu alat pelajaran yang dapat dipindah,
misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin, peta, dan sebagainya.
4. Peran
guru dalam pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Motto
yang menyatakan “bersih adalah sehat dan rapi adalah indah” merupakan hal yang
tidak dapat dipungkiri. Setiap manusia memiliki cita rasa keindahan walaupun
derajat keindahannya berbeda. Keindahan akan memberikan rasa nyaman dan membuat
anak betah tinggal di tempat tersebut. Kelas yang diharapkan mengundang anak
untuk betah berada di dalamnya hendaknya dijaga kebersihan dan keindahannya.
Guru memiliki peran untuk mengorganisir siswanya agar dapat mendesain kelasnya
menjadi kelas yang indah. Keindahan dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
a.
menata
ruangan menjadi rapi, misalnya; menata alat pelajaran sesuai kelompoknya,
menata buku sesuai tinggi buku, tebal buku, dan kelompok buku, penataan alat
pelajaran permanent yang sesuai dengan ruangan. Desain interior yang harmonis
akan merangsang anak untuk tenggelam dalam suasana akademik (Immersion). Anak
yang tenggelam dalam lautan ilmu pengetahuan akan mengalami pembelajaran secara
alamiah, nyata, langsung, dan bermakna,
b.
penataan
meja guru, gambar-gambar merupakan factor pendukung tercapainya ruangan yang
rapid an indah.
D. Macam-Macam Pendekatan Manajemen Kelas,
a.
Pendekatan
Otoriter
Pendekatan
otoriter adalah pendekatan yang memandang manajerial kelas sebagai suatu
pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Pendekatan ini
menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban kelas
dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama adalah
mengendalikan perilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan
perilaku peserta didik karena gurulah yang paling tahu dan berurusan dengan
peserta didik. Tugas ini sering dilakukan dengan menciptakan dan menjalankan
peraturan dan hukuman.
b.
Pendekatan
Intimidasi
Pendekatan
intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses
pengendalian perilaku peserta didik. Perbedaan pendekatan intimidasi dan
pendekatan otoriter adalah jika pendekatan otoriter adalah pendekatan yang
menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada
perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu diantaranya
seperti hukuman kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, dan menyalahkan.
Peranan guru adalah memaksa peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan
perintah guru.
c.
Pendekatan
Permisif
Pendekatan
permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan
siswa. Peran guru adalah membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan
yang diinginkannya.
d. Pendekatan
Buku Masak
Pendekatan
buku masak adalah pendekatan yang berbentuk rekomedasi berisi daftar hal-hal
yang harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah
manajemen kelas. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri
guru dalam melakukan manajemen kelas.
e. Pendekatan
Instruksional
Pendekatan
instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan pada pendirian bahwa
pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah
timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat
bahwa manajemen kelas yang efektif adalah hasil dari perencanaan pengajaran
yang bermutu. Peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang
baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap
peserta didik.
f. Pendekatan
Pengubahan Perilaku
Pendekatan
pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip
utama yang mendasari adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Menurut
pendapat ini, alasan peserta didik berperilaku menyimpang adalah karena peserta
didik telah belajar berperilaku tidak sesuai, atau peserta didik tidak belajar
berperilaku yang sesuai.
g. Pendekatan
Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan
iklim sosio-emosional berakar pada psikologi penyuluhan klinikal, dan karena
itu memberikan arti penting pada hubungan antar pribadi. Pendekatan ini
dibangun atas dasar pendapat bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran
yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan
peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar pribadi dan iklim
kelas. Oleh karena itu tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun
hubungan antar pribadi yang positif serta meningkatkan iklim sosio-emosional
yang positif pula.
h. Pendekatan
Proses Kelompok
Pendekatan proses kelompok didasarkan pada
beberapa asumsi sebagai berikut:
1. kehidupan sekolah berlangsung dalam
lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas,
2. tugas pokok guru adalah menciptakan dan
membina kelompok kelas yang efektif dan produktif,
3. kelompok kelas adalah suatu system sosial
yang mempunyai ciri yang terdapat pada semua sistem sosial, dan
4. pengelolaan kelas oleh guru adalah
menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana
belajar yang menguntungkan.
i. Pendekatan Eklektik
Wilford
A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik
dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau
keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoretis, dan/atau psikologis
dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan
tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik.
j. Pendekatan
Analitik Pluralistik
Berbeda
dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan
pada guru untuk memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa
strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dirasa mempunyai potensi
terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang
telah dianalisis.
Daftar Rujukan
Syahza Almasdi, 2009. Model-Model Pembelajaran, FKIP UNRI, Riau.
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nursalim A.R, 2011. Manajemen Kelas Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Pendekatan seperti apa yg bisa membuat siswa termotivasi dalam belajar?
BalasHapusMaterinya bagus, dan bermanfaat bagi pendidik dan jugaaa peserta didiknya
BalasHapusTerima kasih kepada mela yang sudah bertanya, menurut saya pendekatan otoriter karena Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban kelas dengan menggunakan strategi pengendalian
BalasHapusMaterinya berguna sekali 👍
BalasHapusTrimakasih atas informasinya dalam manajemen kelas, mater ini sangat bermanfaat untuk saya
BalasHapusmaterinya bagus
BalasHapusMaterinya bagus
BalasHapusMaterinya bangus kak, membantu sekali...
BalasHapus