RINGKASAN MATERI KELOMPOK 5
Tentang
UPAYA DALAM KELAS DAN
UPAYA PEMECAHANNYA
A. Latar
Belakang Masalah
Kelas adalah tempat berlangsungnya
pembelajaran yang didalamnya terdapat guru yang menyampaikan materi pada
peserta didik dalam waktu yang sama.
B. Kebijakan
Penanganan Masalah Dalam Kelas
Kebijakan
dalam penanganan masalah dalam kelas dengan cara :
1.
melakukan pendekatan terhadap siswa
2.
pencarian data tentang masalah
3.
melakukan konsultasi secara pribadi
Untuk dapat menangani
masalah pengelolaan kelas secara efektif, guru hendaknya mampu : (lalu Muhammad
Azhar 1993:92)
a. Mengenal
secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan
maupun kelompok.
b. Memahami
pendekatan yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah tertentu.
c. Memilih
dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
dimaksud.
Ahmad rohani (2004: 127) berpendapat bahwa Dimensi
pencegahan dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur lingkungan belajar,
mengatur peralatan, dan lingkungan sosio emosional
a. Kondisi
dan situasi belajar mengajar
1. Kondisi fisik : ruangan tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar, pengaturan tempatduduk, ventilasi dan
pengaturan cahaya, pengaturan penyimpanan barang barang,
2. Kondisi sosio emosional: tipe
kepemimpinan, sikap guru, suara guru, pembinaan raport,
3. Kondisi organisasional : pergantian
pelajaran, guru berhalangan hadir, masalah antar peserta didik, upacara
bendera, dll
b. Disiplin
dan tata tertib
1. Memahami
disiplin
2. Sumber
sumber pelanggaran disiplin
3. Penanggulangan
pelanggaran disiplin: pengenalan peserta didik, melakukan tindakan korektif,
melakukan tindakan penyembuhan,
4. Tertib
ke arah siasat.
C. Macam-Macam
Permasalahan Dalam Manajemen Kelas
Menurut
Mulyadi timbulnya masalah dalam manajemen kelas dapat disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya:
1. Faktor guru
Beberapa faktor
penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas yang berasal dari guru
diantaranya:
a. Tipe kepemimpinan guru yang otoriter
Tipe
kepemimpinan guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang otoriter dan
kurang demokratis akan meumbuhkan sikap agresif atau pasif dari murid-murid.
Kedua sikap murid ini merupakan sumber masalah manajemen kelas.
b. Format belajar mengajar yang monoton
Format
belajar mengajar yang monoton akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Format
belajarn yang tidak bervariasi dapat menyebabkan para siswa bosan, kecewa, frustasi
dan hal ini merupakan pelanggaran disiplin.
c. Kepribadian guru
Seorang
guru yang berhasil dituntut untuk bersikap adil, hangat, objektif dan fleksibel
sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar
mengajar. Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan menimbulkan
masalah manajemen bagi siswa.
d. Terbatasnya kesempatan guru untuk
memahami tingkah laku siswa dan latar belakangnya.
Hal
ini dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru dengan sengaja memahami siswa
dan latar belakangnya.Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah
manajemen dan pendekatan manajemen baik yang sifatnya teoritis maupun
pengalaman praktis.
2. Faktor
siswa
Kekurangsadaran
siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas dapat merupakan
faktor utama penyebab masalah manajemen kelas.
3. Faktor
keluarga
Kebiasaan
yang kurang baik di lingkungan keluarga, seperti tidak patuh pada disiplin,
tidak tertib, kebebasan yang berlebihan ataupun dikekang berlebihan akan
menyebabkan siswa melanggar disiplin di kelas.
4.
Faktor fasilitas
Ruang
kelas yang kecil dibanding dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa untuk
bergerak dalam kelas merupakan salah satu problema yang terjadi pada manajemen
kelas.
D. Solusi Dalam Mengatasi Permasalahan
Manajemen Kelas
Untuk
mengatasi masalah dalam pengelolaan kelas di atas, ada beberapa pendekatan yang
dapat dilakukan,diantaranya sebagai berikut:
a. Behavior
– Modification Approach (Behaviorism Apparoach)
Asumsi
yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa perilaku baik dan buruk individu merupakan hasil belajar.Upaya memodifikasi perilaku dalam
mengelola kelas dilakukan melalui pemberian positive reinforcement (untuk
membina perilaku positif) dan negative reinforcement (untuk mengurangi perilaku
negatif). Namun demikian, dalam penggunaan reinforcement negatif seyogyanya
dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak tepat malah hanya akan
menimbulkan masalah baru.
b. Socio-Emotional
Climate Approach (Humanistic Approach)
Asumsi
yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa proses belajar mengajar
yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara peserta
didik – guru dan atau peserta didik – peserta didik dan guru menduduki posisi
penting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik. Dalam hal ini, Carl
A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru (realness, genuiness,
congruence); menerima dan menghargai peserta didik sebagai manusia (acceptance,
prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri
(emphatic understanding).
c. Group
Process Approach
Asumsi
yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa pengalaman belajar
berlangsung dalam konteks kelompok sosial dan tugas guru adalah membina dan
memelihara kelompok yang produktif dan kohesif. Richard A. Schmuck &
Patricia A.
d. Pendekatan
Otoriter
Pandangan yang otoriter dalam pengelolaan
kelas merupakan seperangkat kegiatan guru untuk nienciptakan dan mempertahankan
ketertiban suasana kelas. Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol
tingkah laku siswa ke arah disiplin.
e. Pendekatan
Permisif
Pendekatan
yang primisif dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan pengajar
yang memaksimalkan kebebasan peserta didik untuk melakukan sesuatu.
f. Pendekatan
membiarkan dan memberi kebebasan
Sekali
lagi pengajar memandang peserta didik telah mampu melakukan sesuatu dengan prosedur
yang benar.“Biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas”, demikian pegangan
pengajar dalam mengelola kelas.Lebih kurang menguntungkan lagi kalau selama
peserta didik bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugas sendiri
dan pada saat waktu habis baru ditanyakan atau disusun.Percaya atau tidak bahwa
hasil bekerja peserta didik belum memadai dan kurang terarah Akibat yang sering
terjadi peserta didik merasa telah benar dengan tingkah laku dalam pengerjaan
tugas, telah bertanggung jawab dalam kelompok atau kelas itu.
Daftar Rujukan
Lalu
Muhammad Azhar.1993. Proses Belajar
Mengajar Pola CBSA. Surabaya : Usana Offset
Ahmad Rohani, 2004 Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Almasawi,Dkk.
2010. Masalah-Masalah Dalam Manajemen
Kelas.
Sangat membantu sekali materinya
BalasHapus👍👍👍
BalasHapusTrimakasih atas informasinya dalam manajemen kelas, mater ini sangat bermanfaat untuk saya
BalasHapusmaterinya bagus
BalasHapusMaterinya sangat membantu kak
BalasHapusMaterinya bagus
BalasHapusMaterinya bagus kak...
BalasHapus