Minggu, 25 Agustus 2019


RINGKASAN MATERI KEL  9

Tentang
Tahapan Penanggulangan Disiplin Kelas


A.    Tindakan Preventif dalam Pengelolaan Kelas

Tindakan preventif dalam pengelolaan kelas merupakan pencegahan terhadap perilaku menyimpang.1 Menurut J.J Hasibuan, yang dimaksud dengan tindakan preventif dalam pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perilaku yang mengganggu kegiatan belajar.

 Tindakan preventif merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas itu sendiri adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.

 Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dalam setiap proses pembelajaran seorang guru harus telah merencanakan dan mengusahakan kondisi-kondisi yang memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran. Agar terhindar dari kondisi yang merugikan dan mengkibatkan tidak akan tercapainya tujuan pendidikan maka seorang guru haruslah melakukan suatu usaha. Usaha yang dilakukan tersebut adalah tindakan pencegahan/tindakan preventif.
Tujuan dari pelaksanaan tindakan priventif ini adalah untuk menciptakan kondisi pembelajar yang menguntungkan. Dimensi pencegahan dapat berupa tindakan guru dalam mengatur lingkungan belajar, mengatur peralatan dan lingkungan sosio emosional.

a.       Kondisi dan situasi pembelajaran
1)      Kondisi fisik
Kondisi fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
 Lingkungan fisik yang dimaksud adalah:
a)      Ruangan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Ruangan tempat pembelajaran harus memungkinkan untuk siswa bergerak leluasa tidak berdesak-desakan sehingga tidak saling mengganggu antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Besarnya ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain:
(1)     Jenis kegiatan, apakah kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah kerja di   ruang praktikum.
(2)     Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan- kegiatan bersama secara klasikal secara relatif membutuhkan ruangan rata-rata yang lebih kecil perorang bila dibandingkan dengan kebutuhan ruangan untuk kegiatan kelompok. Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan- hiasan yang mempunyai nilai pendidikan yang dapat secara langsung mempunyai ‘daya sembuh” bagi pelanggaran disiplin. Misalnya dengan menempelkan pajangan dengan kata-kata baik, anjuran, dan sebagainya.Mengenai masalah ukuran kelas ini, berdasarkan hasil penelitian Pilkington terhadap siswa sekolah dasar dan menengah, jauh dari jumlah anak didik yang ideal menurut kesepakatan para ahli. Kebanyakan mereka menyepakati bahwa ukuran kelas yang ideal adalah terdiri dari 24 siswa.

b)   Pengaturan tempat duduk
            Hal yang terpenting dalam pengaturan tempat duduk ini adalah memungkinkan terjadinya tatap muka sehingga dengan itu guru juga sekaligus bisa memperhatikan tingkah-laku peserta didik. Dalam pengaturan tempat duduk, sebaiknya ukuran tempat duduk siswa itu jangan terlalu besar agar mudah diubah-ubah formasinya.

c)    Ventilasi dan pengaturan cahaya
            Ventilasi harus cukup untuk menjamin kesehatan peserta didik. Udara yang sehat akan cukup apabila ventilasinya baik, sehingga semua peserta didik bisa menghirup udara segar yang cukup mengandung oksigen. Jendela dalam ruangan juga harus bisa menjamin cahaya matahari masuk ke dalam ruangan, sehingga peserta didik bisa melihat tulisan dengan jelas, baik tulisan di papan tulis, di buku catatan dan sebagainya. Cahaya sebaiknya datang dari sebelah kiri, cukup terang, akan tetapi tidak menyilaukan bagi peserta didik.

d)   Pengaturan penyimpanan barang-barang
            Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan dalam ruangan kelas seperti buku palajaran, pedoman kurikulum dan sebagainya hendaknya disimpan dengan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan peserta didik.

2)       Kondisi sosio-emosional
              Suasana sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran, kegairahan peserta didik merupakan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.

3)      Kondisi organisasional
             Kegiatan rutin yang secara organisasional yang dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah dalam pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Disamping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu
B.     Tindakan Kuratif dalam pengelolaan kelas
Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :
a.      Mengidentifikasi masalah
Pada langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.

b.       Menganalisis masalah
Pada alngkah ini, guru menganalisi penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.

c.       Menilai alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.

d.      Mendapatkan balikan
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yng sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanankan dengan diadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.






Daftar Rujukan


Syaiful Bahri Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, h. 90.

J.J Hasibuan, Op.Cit., h. 179.


5 komentar: