RINGKASAN MATERI KEL 9
Tentang
Tahapan Penanggulangan Disiplin Kelas
A. Tindakan
Preventif dalam Pengelolaan Kelas
Tindakan preventif
dalam pengelolaan kelas merupakan pencegahan terhadap perilaku menyimpang.1
Menurut J.J Hasibuan, yang dimaksud dengan tindakan preventif dalam pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perilaku
yang mengganggu kegiatan belajar.
Tindakan preventif merupakan langkah awal yang
dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas itu sendiri adalah
segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang
efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
sesuai dengan kemampuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
dalam setiap proses pembelajaran seorang guru harus telah merencanakan dan
mengusahakan kondisi-kondisi yang memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran.
Agar terhindar dari kondisi yang merugikan dan mengkibatkan tidak akan
tercapainya tujuan pendidikan maka seorang guru haruslah melakukan suatu usaha.
Usaha yang dilakukan tersebut adalah tindakan pencegahan/tindakan preventif.
Tujuan dari
pelaksanaan tindakan priventif ini adalah untuk menciptakan kondisi pembelajar
yang menguntungkan. Dimensi pencegahan dapat berupa tindakan guru dalam
mengatur lingkungan belajar, mengatur peralatan dan lingkungan sosio emosional.
a. Kondisi dan situasi pembelajaran
1) Kondisi
fisik
Kondisi fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting
terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan
memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan
belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan
pengajaran.
Lingkungan fisik yang dimaksud adalah:
a)
Ruangan
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Ruangan tempat pembelajaran harus
memungkinkan untuk siswa bergerak leluasa tidak berdesak-desakan sehingga tidak
saling mengganggu antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Besarnya
ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain:
(1) Jenis kegiatan, apakah kegiatan pertemuan
tatap muka dalam kelas ataukah kerja di ruang praktikum.
(2) Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan-
kegiatan bersama secara klasikal secara relatif membutuhkan ruangan rata-rata
yang lebih kecil perorang bila dibandingkan dengan kebutuhan ruangan untuk
kegiatan kelompok. Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan-
hiasan yang mempunyai nilai pendidikan yang dapat secara langsung mempunyai ‘daya
sembuh” bagi pelanggaran disiplin. Misalnya dengan menempelkan pajangan dengan
kata-kata baik, anjuran, dan sebagainya.Mengenai masalah ukuran kelas ini,
berdasarkan hasil penelitian Pilkington terhadap siswa sekolah dasar dan
menengah, jauh dari jumlah anak didik yang ideal menurut kesepakatan para ahli.
Kebanyakan mereka menyepakati bahwa ukuran kelas yang ideal adalah terdiri dari
24 siswa.
b) Pengaturan tempat duduk
Hal
yang terpenting dalam pengaturan tempat duduk ini adalah memungkinkan terjadinya
tatap muka sehingga dengan itu guru juga sekaligus bisa memperhatikan
tingkah-laku peserta didik. Dalam pengaturan tempat duduk, sebaiknya ukuran
tempat duduk siswa itu jangan terlalu besar agar mudah diubah-ubah formasinya.
c) Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi
harus cukup untuk menjamin kesehatan peserta didik. Udara yang sehat akan cukup
apabila ventilasinya baik, sehingga semua peserta didik bisa menghirup udara
segar yang cukup mengandung oksigen. Jendela dalam ruangan juga harus bisa
menjamin cahaya matahari masuk ke dalam ruangan, sehingga peserta didik bisa
melihat tulisan dengan jelas, baik tulisan di papan tulis, di buku catatan dan
sebagainya. Cahaya sebaiknya datang dari sebelah kiri, cukup terang, akan
tetapi tidak menyilaukan bagi peserta didik.
d) Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau diperlukan dan
akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat disimpan dalam ruangan kelas seperti buku
palajaran, pedoman kurikulum dan sebagainya hendaknya disimpan dengan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan peserta didik.
2)
Kondisi sosio-emosional
Suasana sosio-emosional dalam kelas akan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran, kegairahan
peserta didik merupakan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.
3)
Kondisi organisasional
Kegiatan
rutin yang secara organisasional yang dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat
sekolah akan dapat mencegah masalah dalam pengelolaan kelas. Dengan kegiatan
rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada siswa
secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya
pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Disamping itu mereka akan terbiasa
bertingkah laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang
bersifat rutin itu
B. Tindakan
Kuratif dalam pengelolaan kelas
Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti
langkah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi
masalah
Pada langkah ini, guru mengenal atau
mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasar
masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui
latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
b. Menganalisis masalah
Pada alngkah ini, guru menganalisi
penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang yang membuat peserta
didik melakukan penyimpangan tersebut.
c. Menilai
alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih
alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.
d. Mendapatkan
balikan
Pada langkah ini guru melaksanakan
monitoring, dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif
pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yng sesuai dengan yang
direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanankan dengan diadakan
pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh
guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan
diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk
peserta didik maupun sekolah.
Daftar Rujukan
Syaiful Bahri Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan
Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, h. 90.
J.J Hasibuan, Op.Cit., h. 179.
Trimakasih atas informasinya dalam manajemen kelas, mater ini sangat bermanfaat untuk saya
BalasHapusmaterinya bagus
BalasHapusMaterinya sangat membantu kak
BalasHapusMaterinya bagus
BalasHapusMakasih materinya min, rajin post lagi ya...
BalasHapus